Mentari
begitu cerah, semilir angin meniup dedaunan hijau yang masih berselimut embun,
jalanan kota Bandung belum begitu ramai dengan lalu lalang kendaraan.
Setiap
hari Riri menuju ke sekolah bersama Rizky, Rizky adalah tetangga Riri. Saat ini
Riri duduk di bangku kelas XII, sementara Rizky masih duduk di bangku kelas XI.
Semenjak
Ayah sakit, Ayah tak bisa mengantar Riri ke sekolah. Kebetulan kami satu
sekolah sehingga Ayah begitu percaya dengan Rizky,.
“
jreng-jreng-jreng”. Suara motor Rizky yang begitu khas dan klasik CB 100 putih
sudah menanti di depan rumah. Hampir
saja lupa, hari ini Try Out ke-3 dilaksankan dan satu pekan lagi Ujian
Nasional. Sejauh ini Riri juga masih bingung apakah akan
lanjut kuliah atau bekerja, Ayah selalu
menyarankan agar Riri tak perlu kuliah, bekerja di perusahaan cukup ternama di
Bandung sebab ayah Riri juga bekerja disana. Memilih kuliah atau bekerja adalah
pilihan yang sulit, terbentur dengan kondisi ekonomi yang kurang membuat Riri
semakin bingung untuk memilih kuliah atau bekerja.
“kring-kring..”.
Suara jam beker berbunyi menunjukan pukul 03.30.
perlahan
Riri membuka matanya dan mencoba mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari tempat
tidurnya.
“kau
sudah bangun?”. Ucap Mama sembari mencari sesuatu di kotak obat.
“sudah
Ma, apa yang Mama cari? Apa Ayah sakit lagi?” ucapku lirih, karena masih
mengantuk
“iya, sejak pukul 02.00 ayahmu tidak tidur,
sakit nya kembuh”
Riri
pun segera berwudhu untuk melaksanakan shalat tahjud. Dari kecil Ayah selalu mengajari Riri supaya rutin
melaksanakan shalat tahajud sebab shalat tahajud memiliki banyak keistimewaan ibarat
panah yang dilepas dari busurnya yang tak kan melesat dari sasarannya.
Sudah
hampir 1 tahun Ayah sakit, berjuta berjuta uang pun habis untuk biaya pengobatan kesana kemari. Satu bulan ini Ayah dirumah, kondisi nya cukup membaik dimana
sebelumnya di rawat di RSCM Jakarta. Ayah
pernah menyampaikan suatu hal,
“Bersungguh
sungguhlah jika kau menginginkanya, keyakinan yang kuat akan mewujudkan nya Karena
usaha tak akan pernah menghianati hasil”
“hore….!!! Aku lolos kuota, bentar bentar aku
bukain akun mu.” Ucap Lia dengan girangnya
“aku
tak banyak berharap”. balas Riri
“Alhamdulillah,… Riri .. kamu lolos kuota
snmptn” sembari memberikan ponselnya pada Riri
Pipi
Riri pun seketika merona layaknya glukosa yang ditetesi fehling A& B, ada
kegembiran yang begitu besar di hatinya, ada satu pintu terbuka untuknya, ya
pintu kesempatan. Riri memutuskan untuk
tidak menceritakan hal ini pada kedua orang tuanya, sebab Riri tak ingin
melihat kondisi ayahnya kembali kambuh. Tanpa sepengetahuan orang tua, Riri akhirnya
memutuskan untuk memilih Universitas yang dia idam idamkan di daerah Yogyakarta.
"Jadinya daftar mana?" Tanya Rizky sembari mengendarai CB kesayangannya
"UNY riz, kak Fadli kan juga kerja di Yogya."
"yah jauh dong, kenapa gak di Bandung aja?"
"gak papa,"
"Ayah tau gak?"
"Ayah sama Mama ga tau kalau aku ketrima kuota SNMPTN. Aku daftar tanpa sepengetahuan mereka"
"berarti belum dapet restu dong, hati hati loh"
"Kenapa memangnya?"ketus Riri
"ya saran aja si, dalam pengambilan keputusan itu perlu adanya restu orang tua."
"ya mau gimana lagi, udah terlanjur juga"
17 April
2018
Pengumuman
SNMPTN
Hari
yang sangat dinanti nantikan Riri, betapa besar harapan nya pada hari itu,
betapa besar keyakinan nya pada jalur itu supaya tak menyulitkan ayah lagi,
Pukul
16.55. lima menit sebelum pengumuman Riri sudah menggenggam erat ponselnya dan
sesekali melirik pukul berapa kah sekarang. Harapannya begitu besar, detak
jantung semakin kencang, nafas nya naik turun tak beraturan, keringat dingin di
dahi pun mulai bercucuran. Sampai akhirnya tepat pukul 17.00. dan di buka
alamat web resmi penguman SNMPTN. Hanya bulat bulat memutar di pojok ponsel.
“Lama sekali loading nya” keluh Riri kesal
Sampai
akhirnya… keluarlah hasil penguman yang sangat din anti nantikan nya itu, tangis
Riri pun pecah seketika melihat hasil penguman yang tertera di layar ponsel nya.
“hua,hua,,…”
tangis Riri pun semakin menjadi, air mata yang mengalir sudah tak tebendung
lagi. Sampai akhirnya mama menghampiri Riri, Mama heran apa yang sedang terjadi
sampai membuatnya menangis begitu kencang. Akhirnya mama memutuskan untuk
melihat ponsel yang di genggam Riri
“maaf
anda tidak diterima, silahkan mendaftar melalui jalur SBMPTN”
Akhirnya
mama mengetahui bahwa Riri diam diam mendaftar jalur SNMPTN. Riri pun merasa
sangat bersalah, karena tidak membicarakan hal ini sebelumnya pada Mama dan
Ayah. Memang benar kata Rizky restu orang tua memang sangat penting. Mama
mencoba menenangkan, rasa sesak kali ini lebih dalam ketika melihat hasil
dibandingkan menunggu pengumuman. Mama sangat mengerti bagaimana perasaan Riri kali ini, harapannya hancur.
“sudah
tenang lah, jangan bersedih. Ada kesempatan di jalur SBMPTN”
‘tapi,ayah
gimana?”
“kata
siapa ayah tak mengizinkanmu, ayah hanya memberi tawaran apakah kamu ingin bekerja
atau tidak, kamu nya saja yang berlebihan” sahut ayah sembari tersenyum berdiri
di belakang mama
“jadi
aku boleh daftar sbmptn Ma? Pa?”
“iya
boleh, yang penting bersungguh sungguhlah karna ayah yakin kamu bisa”
“lalu
biaya?, trus obat ayah?”
“sudah
jangan pikirkan hal itu, ayah sudah sembuh” balas ayah tersenyum begitu manis
8 Mei
2018
Hari ini
adalah hari dimana pertarungan di mulai untuk memperebutkan satu kursi di
bangku universitas, kali ini Riri lebih bersemangat, Ayah dan mama begitu
mendukungnya. Begitu juga dengan rizky dia sangat setuju dengan keputusan ku
kali ini memilih universitas ter
nama
di Bandung. Rizky memang lebih muda dari
ku tapi dia mampu jadi sahabat yang mengerti kondisi ku, adik memang tak pernah
bisa jadi mentor tapi adik lebih jago untuk jadi supporter yang sangat
berpengaruh.
Tes
SBMPTN pun telah usai dilaksanakan tinggal menunggu pengumuman, apapun hasilnya
berserah diri pada Allah SWT dan yakin kehendaknya adalah yang terbaik. Setidaknya
usaha dan restu orang tua sudah Riri perjuangkan.
“ri,..
kamu mau daftar STAN enggak?” sembari memberikan stiker STAN
“kan
udah daftar SBMPTN”
“ya,
coba aja dulu..,”
“kapan
tes nya?”
“
sekitar bulan juli,”
Riri
menceritakan hal ini pada Ayah dan Mama. Mereka setuju, sembari menunggu pengumuman
SBMPTN lebih baik waktu nya di manfaatkan sebaik mungkin. Akhirnya Riri
mengikuti rangkaian tes STAN yang lumayan banyak, tahap tiap tahap Riri lalui
dengan hasil yang baik.
3 Juli
2018
“hore..!
aku ketrima” ucap Lia dengan girang nya
“aku
gaberani buka takut sesak lagi”
Lia pun
mengetik username riri dan password .
Wajah Lia yang begitu pucat pun semakin membuat Riri tak yakin akan hasilnya itu
setelah bebrapa waktu lalu hasil SNMPTN yang begitu mengecewakan.
“hasilnya…
emmm” ucap Lia gerogi sembari mengingit
beberapa jari tanganya
“apa
hasilnya,,? Apa?” ucap Riri penasaran
“
hasilnya..maaf”
“sudah
kuduga” Ucap Riri lesu
“MAAF,..
SELAMAT ANDA DI TERIMA DI UNVERSITAS PADJAJARAN JURUSAN KEDOKTERAN HEWAN”
“ah yang
bener’ mata Riri berbinar binar
“iya,,
baca sendiri geh”
Akhirnya
kesempatan kali ini benar benar membuahkan hasil, begitu senangnya di terima di
universitas ternama di Bandung. Ayah dan Mama pasti senang mendengarnya. Riri
pun segera menelpon Mama.
“Halo ma.., baru aja Riri akan menelpon Mama,
eh mama sudah menelpon duluan”
“ada
apa? Cepat ke rumah sakit, ayah kambuh lagi”
Deg,
seketika kebahagiaan yang Riri alami berubah, sesegera mungkin riri menuju
rumah sakit, di dalam mobil Riri terus mengusap air matanya.
28 Juli
2018
Hari ini
ulang tahun ayah, entah bagaimana caranya Riri memberikan kado terindah.Sementara
ayah yang sudah 25 hari di rawat rumah sakit belum juga membaik. Riri hanya menceritakan hasil
pengumuman nya kepada Mama, sebab biaya kuliah kedokteran hewan begitu mahal
belum lagi operasi ayah, obat ayah. Bagaimana mungkin Riri menceritakan hal ini
pada ayah, justru membuat kondisi ayah semakin memburuk.
Riri
tertidur pulas disamping ayah setelah shalat duha,
“ri..
rii..” bisik ayah lirih
‘ayah
udah bangun?, alhamdulilah.. barakallah ayah, hari ini usia ayah bertambah,
ayah cepat sembuh ya, ayah jangan sakit lagi, ada hal penting yang ingin aku
sampaikan ayah..” bisik Riri pada ayah sembari mengusapair mata yang terus
menetes di pipinya.
“syutt..”
ayah mengangkat telunjuknya ke mulut riri, seolah tak ingin mendengar apa yang
akan di bicarakan
‘
baiklah ayah” balas Riri menundukan kepala
Gubrak..,
terdengar begitu berisik di luar pintu rumah sakit,entah apa yang terjadi di
luar sana
“
selamat…, Riri selamat,,” ucap Mama, Lia, dan Rizky
“ada
apa?” tanya riri bingung
“selamat
kamu berhasil memberikan kado terindah untuk ayah.., kamu lolos STAN, sekolah
tinggi yang di idam idamkan se antero sekolah, kamu berhasil Riri”
“iya
ayah bangga denganmu nak” ucap ayah tersenyum
“ Alhamdulillah,,..” balas Riri.segera sujud syukur dan air matanya sudah membasahi mukena yang Riri kenakan
“ Alhamdulillah,,..” balas Riri.segera sujud syukur dan air matanya sudah membasahi mukena yang Riri kenakan
“kamu
berhasil memberikan kado terindah untuk ayah.. terimakasih nak, so proud of
you”
“iya
ayah.., benar kata ayah usaha tak kan pernah menghianati hasil”
“ Hari
ini juga Ayah kamu sudah boleh pulang” ucap dokter di sela sela kebahagiaan
meraka
Riri di
terima di sekolah Tinggi Adminitrasi Negara, betapa bahagianya hati Riri.
tidak lagi merepotkan Ayah dan Mama, sekolah gratis masa depan sudah menanti.
Perjalan ini memang cukup panjang tapi setiap detiknya aku menikmatinya,.
Terimakasih ayah terimakaih mama
terimakasih Lia terimakasih Rizky terimakasih semua yang telah mendukungku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar